Di tengah padang rumput yang sangat luas, terdapat
sebuah kolam yang dihuni oleh beberapa hewan, di antaranya seekor buaya.
Sementara itu, di padang
rumput itu biasa dilepaskan sekumpulan lembu milik peternah. Di sana lembu-lembu itu
memakan rumput yang hijau. Di antara lembu-lembu tersebut ada satu anak lembu
yang sombong, dia adalah anak lembu yang paling besar dan kuat. Karena
kelebihannya, anak lembu itu menjadi sangat sombong. Dia merasa kalau tidak ada
anak lembu lainnya yang dapat mengalahkannya.
Sebenarnya kakak anak lembu itu sudah
sering menasehati agar ia tidak bersikap sombong pada teman-temannya yang lain.
Tetapi nasehat kakaknya tersebut tidak pernah dihiraukannya. Hal ini yang
menyebabkan teman-temannya mulai menghindarinya, hingga si anak lembu itu tidak
mempunyai teman bermain lagi.
Pada suatu pagi, anak lembu itu berlatih
melompat di padang
rumput. Sesekali, anak lembu itu mendekati ibunya untuk menyedot susu. Anak lembu
itu gembira sekali, dia berlari-lari sambil sesekali memakan rumput yang segar.
Secara tidak sengaja, anak lembu itu berdiri di pinggiran kolam.
Saat itu di dalam kolam seekor buaya yang
mendiami kolam itu memperhatikan anak lembu itu. Melihat anak lembu itu
terbitlah maksud jahat dalam hatinya, ia ingin memakan anak lembu itu. Maka
berpikirlah ia untuk mencari cara agar anak lembu itu mau mendekat dalam
jangkauannya.
“Hai anak lembu! Pandai sekali kau
melompat-lompat,” kata buaya.
Anak lembu itu menoleh mendengar suara
sang buaya, seketika ia mundur beberapa langkah ke belakang. Ia teringat
nasehat orang tuanya untuk menghindari kolam itu dan jangan pernah dekat-dekat
dari sana . Akan
tetapi sebenarnya ia tidak pernah melihat bagaimana sosok seekor buaya, sehingga
ketika melihat buaya itu ia tidak tahu kalau hewan yang ada di depannya itu
adalah seekor buaya. Perlahan dia mendekat ke pinggir kolam.
“Hey! Hewan apakah kamu?” Tanya anak
lembu. “Badanmu sangat besar!” lanjutnya.
“Oh…aku adalah seekor katak,” jawab buaya
membohongi lembu kecil itu.
“Memang benar yang kamu katakan tadi katak!
Di antara semua anak lembu, akulah yang paling pandai dan kuat!” kata anak
lembu yang sombong itu.
“Hmm…benar katamu! Dan kulihat badanmu
juga besar dan tegap. Kau pasti yang paling kuat di antara anak lembu lain,”
puji buaya dengan mimik muka yang licik.
“Huh! Kalau itu memang tidak diragukan
lagi,” jawab anak lembu bangga.
“Tapi tunggu dulu!” kata buaya, “Kau belum
aku akui sebagai yang terpandai dan terkuat bila engkau tidak bisa berenang di
dalam air!”
“Apa? Siapa bilang aku tidak bisa
berenang! Aku pandai dalam berenang! Tapi sayang orang tuaku tidak pernah
mengijinkan aku berenang di kolam ini,” kata anak lembu.
“Lho? Memangnya kenapa jika kamu berenang
di kolam ini?” Tanya buaya heran.
“Orang tuaku melarangnya karena ada buaya
jahat di kolam ini!” jawab anak lembu.
“Heh! Dari dulu aku mendiami kolam ini,
tetapi aku tidak pernah menemui ada buaya jahat di sini,” jawab buaya.
“Ayo sini! Buktikan padaku bahwa kamu
memang hebat dalam berenang!” tantang buaya itu.
“Ah hari sudah sore, besok saja aku ke
sini lagi bersama teman-temanku,” kata anak lembu sambil berlalu pergi.
Sambil terengah-engah, anak lembu itu sampai
di tempat kumpulan lembu lain. Melihat anak lembu yang kelihatan sangat capek,
kawan-kawannya nampak sangat heran. "Hai, mengapa kamu terengah-engah,
mukamu juga kelihatan sangat capek sekali,” Tanya teman-temannya.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya capek
saja. Aku tadi dari kolam dan melihat di tengah kolam itu ada seekor katak. Dia
sangat sombong. Ia menantangku berenang! Besok siang aku mau ke sana lagi" Kata anak
lembu.
Kakaknya yang baru tiba di situ
menjelaskan. "Jangan kesan lagi adikku! Kata ayah dan ibu di sana ada buaya yang jahat
sekali."
"Tidak jahat kok? Bahkan katanya
selama hidupnya di kolam itu ia tidak pernah menemui ada buaya yang jahat di sana ," kata anak
lembu itu.
“Akan tetapi, kita tetap harus patuh
kepada ayah dan ibu kita,” kata kakaknya lagi.
"Saya tidak percaya kakak. Tadi, aku ngobrol
dengannya kok." Celah anak lembu. "Wahai kawan-kawan, besok aku akan
membuktikan kepada katak itu bahwa aku pun jago berenang, bahkan mungkin tidak
ada lembu yang sejago aku," Kata anak lembu dengan bangga.
"Lawan saja Kenthus! Kamu tentu
menang," teriak anak-anak katak beramai-ramai.
Akhirnya, siang harinya anak-anak lembu
itu beramai-ramai pergi ke pinggir kolam untuk menyaksikan si anak lembu yang
sombong berenang. Anak-anak lembu itu pun belum pernah melihat buaya. Saat itu
si buaya sedang bersembunyi di balik rerumputan yang tumbuh di tepi kolam.
Hatinya senang sekali karena anak lembu itu bakal menjadi makanan lezatnya.
Lalu anak lembu itu memanggil-manggil katak, karena tidak juga muncul ia pun
bersiap untuk berenang diiringi sorak sorai anak-anak lembu yang lain. Pada
saat bersamaan, melihat anak-anak lembu yang sedang ramai di pinggir kolam,
seekor lembu dewasa merasa cemas dan mendekatinya. Saat itu ia melihat anak
lembu yang sedang berenang di pinggiran kolam.
Kontan lembu dewasa itu meneriakinya
dengan keras.
“Hey! Jangan berenang di sana ! Cepat naik ke atas, ada buaya besar di
kolam ini !” teriaknya histeris.
Namun, anak lembu yang sombong yang sedang
memamerkan kemampuannya berenang kepada teman-temannya itu tidak mendengar
teriakanya. Kemudian sang lembu dewasa cepat-cepat berlari ke pinggiran kolam.
Pada saat yang sama sang buaya yang dari
tadi bersembunyi telah bersiap-siap menerkam anak lembu itu. Perlahan-lahan ia
membenamkan tubuhnya ke dalam air guna bersembunyi. Di dalam air ia dapat
melihat kaki anak lembu itu. Lalu dengan perasaan yang tidak sabar buaya itu
meluncur di dalam air. Belum sempat ia menerkam anak lembu itu, secepat kilat
lembu dewasa yang berlari cepat tadi sudah menyeret anak lembu itu ke daratan
dan menariknya dengan keras. Gagallah usaha sang buaya menerkam anak lembu itu.
Saat anak lembu itu berhasil ditarik,
lembu dewasa tadi memarahinya.
“Kamu kan sudah dibilangin, jangan pernah masuk ke
dalam kolam bahkan mendekatinya pun jangan!” bentak lembu dewasa.
“Tapi…tapi… kata Katak di sini tidak ada
buaya,” jawab anak lembu terbata-bata. Kakinya terluka saat diseret ke daratan
tadi.
“Ha! Mana katak yang telah bilang begitu?”
“Itu!” jawab anak lembu sambil menunjuk
buaya ada di tengah kolam yang sedang marah karena usahanya gagal.
“Heh! Kalian semua telah dibohongi! Itu
adalah buaya yang jahat, katak itu kecil tidak sebesar itu,” jelas lembu
dewasa.
Akhirnya semua lembu yang ada di situ pun
pergi kembali kepada kelompok lembu yang lain. Lembu dewasa tadi kemudian
menceritakan kejadian itu kepada orang tua anak lembu yang sombong. Orang
tuanya marah besar dan menghukumnya karena tidak mentaati perintah mereka.
Mujurlah anak lembu itu karena tidak
sampai diterkam buaya yang jahat. Kakinya yang terluka sembuh seperti sedia
kala tetapi sikapnya telah banyak berubah. Dia tidak lagi menjadi anak yang sombong.
Teman-temannya pun mau bermain-main dengannya lagi. Dan sejak saat itu ia tidak
lagi berani mendekati kolam.
0 komentar:
Posting Komentar