Akibat Bagi Monyet Yang Mencuri

Pada zaman dahulu, ada sebuah hutan yang lebat yang dihuni oleh berbagai jenis binatang. Binatang-binatang itu hidup rukun dan saling menyayangi. Di antara hewan-hewan itu ada sebuah keluarga Monyet yang bersarang di pinggiran hutan. Monyet-monyet itu senang sekali memakan berbagai buah-buahan dan sayur-sayuran. Monyet menyukai buah-buahan yang harum baunya, terutama buah pisang.

Dalam keluarga monyet tersebut, ada seekor monyet kecil yang pemalu dan penakut, dan oleh karena itulah dia keluar mencari makan pada saat keadaan sedang sepi.

Pada suatu hari, di dalam persembunyiannya monyet tampak gelisah, karena sudah beberapa hari ini dia hanya makan sayur-sayuran ala kadarnya, menurutnya makanan tersebut kurang enak, sehingga dia merasa tidak puas. Pada hari itu ia ingin sekali makan buah pisang yang sudah lama ia tidak memakannya. Sebenarnya ada sebuah pohon pisang yang banyak buahnya di dalam hutan, tetapi sayang di tempat pisang itu tumbuh selalu saja ramai dikunjungi oleh para binatang lain. Karena Monyet itu sangat pemalu dan penakut, ia enggan untuk pergi ke sana.

Karena inginnya sang Monyet untuk makan buah pisang itu, ia pun keluar dan pergi keluar hutan untuk mencari buah pisang.

“Ah, siapa tahu di tempat lain ada buah pisang yang bisa aku temukan.” Pikir Monyet sambil menyusuri jalan setapak di pinggiran hutan.

Selang beberapa waktu setelah Monyet berjalan-jalan di luar hutan tibalah ia di sebuah perkebunan dan di sana dia mendapati beberapa buah pisang tergeletak di sana.

Si Monyet merasa kaget sekaligus gembira melihat makanan kesukaannya itu. Monyet pun mendekatinya. Setelah dekat dengan buah pisang itu, dia pun buru-buru mengambilnya.

Namun sesaat timbul pertanyaan dalam hatinya, “Jangan-jangan buah pisang ini kepunyaan seseorang?” Pikir monyet mengamat-amati buah pisang tersebut. Lalu terbayang dalam pikiran si Monyet pesan orang tuanya bahwa mengambil sesuatu yang menjadi milik orang lain adalah perbuatan yang tidak baik, Tuhan tidak suka dengan orang yang melakukan perbuatan itu, karena akan merugikan orang lain. Apapun keadaannya, perbuatan mencuri tidak diperbolehkan.

Monyet pun merasa bimbang. Di satu sisi ia takut jika nanti orang tuanya tahu ia mengambil pisang tersebut, maka ia akan dihukum. Namun di sisi lain Monyet sudah sangat lapar sekali karena telah berjalan jauh ke luar hutan.

Akhirnya, karena rasa laparnya si Monyet memutuskan mengambil buah pisang itu. Pada saat monyet tiba di tempat persembunyiannya, kebetulan pada saat itu Ayah dan Ibunya sedang berada di dalam hutan untuk mencari makan. Dan, pada saat itu pula, sambil duduk santai monyet melahap pisang yang dicurinya tersebut.

Di saat bersamaan, di dalam kebun yang tadi didatangi si Monyet, seorang petani sedang kebingungan mencari-cari pisang yang tadi diletakannya di tengah kebun. Dia mencari ke sana dan ke sini namun apa yang dicarinya tersebut tidak diketemukannya juga. Hingga akhirnya dia putus asa dan memutuskan untuk pulang ke rumah.

Keesokan harinya, si Monyet kecil rupa-rupanya ketagihan memakan pisang hasil curiannya kemarin. Hari itu, sang monyet berencana untuk kembali mengunjungi kebuh yang kemarin ia datangi. Setelah orang tuanya pergi untuk mencari bahan makanan, iapun keluar dari hutan lagi dengan harapan semoga dia dapat bertemu dengan pisang yang diletakan kembali di tengah kebun tersebut. Namun sesampainya di kebun tempat dia menemukan pisang yang kemudian dibawanya pulang tersebut, si monyet tidak mendapatkan apa yang diharapkannya tersebut. Monyetpun akhirnya duduk dengan menyender pada sebuah batang kayu di pinggir hutan tersebut. Hingga pada akhirnya dari kejauhan monyet melihat ada sosok manusia yang memakai caping berjalan mendekati kebun tersebut. Di dera oleh rasa ketakutan atas kedatangan orang yang berjalan ke arahnya tersebut, monyetpun langsung mencari tempat persembunyian. Ditempat persembunyiannya tesebutlah monyet mengamati orang yang tengah berjalan tersebut.

Ternyata orang yang berjalan itu adalah Pak Petani. Pak Petani saat itu sedang berjalan membawa pisang. Dan Pak petani itu ternyata tidak singgah dikebunnya, dia hanya melewati saja kebun itu untuk kemudian pulang menuju rumah kediamananya.

Dengan rasa takut yang ditahan, dari kejauhan monyet mengikuti petani itu sampai di rumah kediaman Pak petani. Monyet mengamat-amati dari kejauhan dimana petani itu meletakan pisang yang dibawanya tersebut. Ternyata Pak petani meletakan pisang itu di atas meja di teras rumahnya. Setelah melihat-lihat keadaan, sang Monyet itupun pulang. Ia berencana akan mencuri pisang-pisang itu nanti malam setelah keadaan sepi dan Petani telah tidur.

Saat malam menjelang sang Monyet telah kembali ke rumah Pak Petani. Lalu ia mengendap-endap mendekati teras rumah Pak petani tersebut, dimana pisang diletakan di atasnya. Pada saat monyet semakin mendekati pisang itu tiba-tiba monyet mendengar adanya suara menderu-deru dan mendecit. Dan monyet pun langsung balik badan dan lari terbirit-birit disertai perasaan panik yang amat sangat. Monyet itu berlari tanpa melihat kanan-kiri, hingga akhirnya tanpa disadarinya dia pun menabrak benda yang sangat keras dan saking kerasnya monyet menabrak benda itu, monyet pun akhirnya pingsan. Ternyata, sebenarnya suuara yang terdengar menderu-deru dan berdecit tersebut adalah suara yang ditimbulkan oleh rimbunan pohon bambu yang saling bergesekan karena tertiup oleh hembusan angin malam. Dan kebetulan pohon-pohon bambu itu tumbuh di dekat rumah Pak petani. Pada saat monyet lari terbirit-birit dan akhirnya menabrak sebuah benda keras, sebenarnya monyet menabrak tiang jemuran milik Pak petani yang ada di dekat teras samping rumah. Karena pada saat itu hari sudah gelap dan panik, sang Monyetpun tidak menyadarinya. Mungkin itulah ganjaran bagi sang Monyet karena telah mencoba mencuri pisang milik Pak Petani. (sumber gambar: http://selfyparkit.files.wordpress.com)


Silahkan Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:

0 komentar: