Manfaat Dongeng Untuk Perkembangan Anak 2

Dongeng, menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, dongeng berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi. Menurut Dra. Sri Tiatri dari Fakultaas Psikologi Universitas Tarumanegara, "secara luas, dongeng bisa juga diartikan sebagai membacakan cerita atau menularkan cerita pada anak. Entah itu cerita nyata, tidak nyata, atau pengalaman orangtua”.

Lewat dongeng yang kita bacakan atau tuturkan pada anak, imajinasi si kecil akan tumbuh, sekaligus membangun hati nurani anak. Anak, kan, belum tahu mana yang baik dan buruk. Nah, lewat dongeng, orangtua bisa mengajarkan hal itu. Ingat, bukan, cerita rakyat atau tradisonal yang sering kita baca atau dengar di kala kecil? Di situ selalu digambarkan, si jahat akan mendapat hukuman sementara yang benar akan menan, sederhananya secara tidak langsung kita diajar tentang moral.

Siapa orang yang tidak suka mendengar cerita, kisah atau dongeng? Jawabannya bisa dipastikan tidak ada. Ya, kita semua pasti senang melakukannya. Kita tentu masih ingat cerita, kisah atau dongeng favorit yang pernah kita baca atau kita dengarkan dari orang lain. Kita begitu terobsesi sampai-sampai membayangkan seandainya kita menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut. Sayangnya, saat ini tradisi mendongeng begitu jarang kita temukan. Sekarang siapa yang menyangka bahwa ternyata dongeng setelah dikaji oleh para pakar memiliki sekian banyak manfaat untuk orang tua dan perkembangan anaknya. Sebut saja dongeng dapat mengasah daya pikir dan imajinasi anak, dongeng dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, dongeng merupakan sarana untuk membangun karakter anak, dongeng dapat menghangatkan hubungan orang tua dan anak, dan masih banyak lagi.

Berikut beberapa manfaat yang bisa tumbuh ketika dongeng sering dan menjadi konsumsi anak:

Sarana Rerkreasi dan Bermain Anak

Dunia anak adalah dunia bermain. Anak-anak sangat senang bermain dengan mainannya. Mereka sangat menikmati waktu bermain sehingga tidak jarang mereka lupa makan, lupa belajar bahkan tidak mau melakukan aktivitas lainnya jika sedang bermain. Hal ini seringkali membuat orangtua menganggap bahwa anaknya malas belajar dan maunya cuma bermain saja.

Seorang ahli perkembangan manusia, Papalia (1995) dalam bukunya Human Development, mengatakan bahwa anak berkembang dengan cara bermain. Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Dengan bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang. Bermain tentunya merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja.

Sehubungan dengan itu, dongeng ternyata bisa menjadi sarana rekreasi yang sifatnya permainan sekaligus belajar. Dongeng bisa menjadi satu bentuk arahan dari orang tua agar anak mempunyai lebih banyak porsi pembelajaran di dalam bermain. Karena dalam dongeng banyak sekali unsur-unsur yang dapat mengembangkan berbagai segi kecerdasan anak. Peragaan dalam cerita dongeng memberi anak kemampuan akting yang berguna untuk mengungkapkan atau mengekspresikan emosinya, dan banyak lagi yang lainnya.

Cara Efektif Menanamkan Budi Pekerti

Pendidikan budi pekerti anak adalah tanggung jawab orang tua. Seorang anak mulai dari masih bayi sudah dididik, yang pertama oleh seorang ibu dengan kasih sayangnya mengasuh memberikan berbagai simbol-simbol kehidupan pada si anak, setelah mulai besar diajari tentang perilaku kehidupan, kemudian saat sudah mulai dewasa ditanamkan norma-norma kehidupan di masyarakat. Dalam menanamkan budi pekerti orang tua harus memberikan suri tauladan pada anak-anaknya, karena dengan melihat perilaku orang tua dalam kehidupan sehari-hari anak secara tidak langsung akan melihat dan menirunya.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan budi pekerti pada anak. Namun yang banyak disayangkan, banyak orang tua menganggap bahwa apa yang anak dapatkan tentang pembelajaran budi pekerti cukup hanya yang anak dapatkan dari sekolah. Banyak orang tua yang tidak memberikan perhatian khusus akan masalah ini.

Dengan dongeng, orang tua kiranya lebih dipermudah dalam usaha penanaman budi pekerti pada anak. Hal ini menjadi penting karena penanaman budi pekerti akan menjadi modal dasar sekaligus besar dalam membentuk karakter anak kelak. Setiap dongeng biasanya memiliki pesan tersirat untuk ditanamkan kepada anak, meskipun dalam beberapa kasus dikatakan ada dampak negatif dari konten cerita atau dongeng tertentu. Untuk itu, saran untuk orang tua ketika mendongeng, supaya selalu mengarahkan dan menegaskan kembali di akhir cerita tentang pesan moral yang terdapat di dalam dongeng yang baru saja didengarkan anak.

Dengan dongeng orang tua dapat memberi nasehat ataupun perintah pada anaknya. Namun, suatu dongeng tidak mutlak harus ada kandungan nasehatnya, bersifat menghibur saja juga tidak masalah, karena anak-anak pada dasarnya memiliki daya nalar tersendiri. Dengan kata lain, dongeng tidak harus selalu membawa pesan moral seperti tentang kebaikan atau keburukan.

Sarana Mengembangkan Imajinasi Anak

Manfaat lain dari dongeng adalah dapat mengembangkan kreatifitas dan daya imaginasi anak. Anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Dalam mendengarkan dongeng, anak dapat membentuk gambarannya sendiri, dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng yang sedan ia dengarkan. Lalu dengan begitu, anak akan lebih kreatif dan imajiner. Sebuah dongeng dapat menciptakan imajinasi tentang karakter, lingkungan, maupun tentang orang lain di dalam diri anak-anak.

Arti penting imajinasi untuk anak menumbuhkan daya pikir kreatif anak untuk bisa mengembangkan kecerdasaanya sehingga dia akan berpikir kritis dan selau memiliki pendapat lain terhadap apa yang dia lihat dan rasakan serta berpikir bahwa selain yang dia lihat mungkin ada yang belum dia lihat yang bisa saja yang membuat hal ini terjadi. Imajinasi membuat anak mampu keluar dari satu pikiran atau pendapat yang kaku dan bisa membawanya memikirkan lebih dari satu kemungkinan pendapat yang bisa terjadi. Misalnya anak berimajinasi tentang masa depanya, menjadi dokter bila dewasa nanti agar bisa mengobati mama dan papa bila sakit, atau dia ingin menjadi presiden sehingga dia bisa membantu dan memperjuangkan orang-orang miskin, atau dia berharap bisa menjadi astronot sehingga bisa jadi ilmuan dan pergi ke bulan, dan sebagainya. Tentunya imajinasi yang baik akan menjadikan dia berpikir untuk meraih apa yang dia inginkan.

Orang tua yang sedang mendongeng, sebaiknya selalu menyisipkan pertanyaan untuk anaknya. Ini berguna untuk lebih membantu merangsang daya imajinasi dan kreatifitas anak. Sisipkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan dongeng tersebut. Selain untuk merangsang daya imajinasi sang anak, jawaban yang diberikan anak dapat menjadi tolok ukur orang tua sejauh mana perkembangan imajinasinya dan perkembangan daya nalarnya.

Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak

Minat dan kemampuan anak dibentuk dari keluarga di mana dia dibesarkan. Minat bukanlah sesuatu yang bersifat instan. Minat anak terhadap sesuatu perlu dikembangkan dan diupayakan. Tidak ada cara pintas untuk mendapatkan suatu minat tanpa usaha yang terus menerus.

Membangun minat anak untuk membaca bukanlah hal yang mudah. Namun jelas akan memberikan banyak sekali manfaat dalam kelangsungan hidupnya nanti, terutama bagi kesuksesan pendidikan sang anak. Sebab, kecintaan terhadap aktivitas membaca adalah modal utama dalam proses belajar dan mengajar yang dilaluinya. Selain itu, melalui membaca anak dapat mengembangkan imajinasinya, mengenali karakter-karakter kepribadian dan mengembangkan kemampuan serta minat anak.

Dengan mendongeng untuk anak yang dilakukan secara rutin, orang tua dapat menanamkan minat baca ini kepada anaknya. Anak akan terbiasa dengan aktifitas membaca, yang berangkat dari mendengarkan dongeng. Selain itu anak akan lebih familier dan akrab dengan buku. Tapi tentunya sekali lagi perlu ditegaskan, hal ini akan berjalan maksimal jika mendongeng benar-benar menjadi rutinitas yang dilakukan terus menerus. Akan tidak mendapatkan manfaat jika mendongeng hanya dilakukan orang tua sesekali saja.

Meningkatkan Kemampuan Berbahasa dan Komunikasi Verbal Anak

Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.

Menurut Hurlock bahasa adalah bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Hal yang mencakup bentuk bahasa menurut Hurlock yaitu bahasa lisan, bahasa tulisan, bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, pantomim dan seni. Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan suatu maksud serta merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, penggunaanya paling luas dan paling penting. (Hurlock, 1993).

Sudono, A (2000) mengutip dari Lerner(1982) menyatakan bahwa dasar utama perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi yang kaya. Pengalaman–pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor-faktor bahasa yang lain, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan membaca termasuk keterampilan berbahasa yang menerima atau reseptif, sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang ekspresif.

Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, dongeng menjadi media yang dapat menumbuhkan kemampuan berbahasa dan komunikasi pada anak. Karena saat orang tua mendongeng, maka anak akan dirangsang untuk beraktivitas; mendengarkan, berbicara (saat merasa keheranan atau berkomentar), ikut membaca jika anak sudah bisa membaca. Selain itu, anak juga dapat melihat berbagai ekspresi yang diperagakan oleh orang tua dalam mendongeng. Lewat cerita yang orang tua tuturkan pada anak, secara tak langsung orang tua membantunya menambah perbendarahaan kata anak. Jika ada kalimat atau kata-kata yang susah, sang anak pasti akan bertanya.

Untuk merangsang keterampilan mendengarkan dan menambah kosa kata saat anak mendengarkan dongeng, orang tua dapat membuat suatu permainan. Misalnya permainan memperagakan cerita. Orang tua dan anak menyusun suatu kesepakatan, jika nanti dalam dongeng disebutkan kata-kata tertentu, maka anak akan membuat gerakan tertentu, berguling, nyengir, senyum, atau cemberut.

Melatih Daya Simak Anak

Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Melalui menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar mendapatkan informasi. Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari pengetahuan seseorang dan nilai-nilai yang diyakininya diperoleh melalui kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut terampil menyimak.

Demikianlah yang terjadi dalam mendongeng. Anak akan mendengar, menyimak, lalu berusaha menangkap pesan yang sudah diterjemahkan dalam bentuk bunyi bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa itu diperlukan telinga yang peka dan perhatian terpusat. Maka dengan mendongeng, berarti orang tua sedang melatih itu semua untuk sang anak, melatih anak untuk memberdayakan potensi menyimak.

Tahap akhir dari proses menyimak ialah menanggapi makna pesan yang telah selesai dinilai. Tanggapan atau reaksi anak yang menyimak terhadap pesan yang diterimanya dari dongeng dapat berwujud berbagai bentuk seperti mengagguk-angguk tanda setuju, mencibir atau bertanya.

Meningkatkan Kecerdasan

Saat otak anak menerima, menangkap, memahami, dan menyimpannya dimemori maka otak anak akan bekerja lebih aktif dan saat itu stimulasi kecerdasan anak pun berlangsung, simpul - simpul syaraf otak semakin banyak tersambung sehingga kecerdasan anak berkembang dengan baik. Dengan mendongeng akan merangsang anak untuk mencerna isi dongeng tersebut.

Menjaga Interaksi Emosional Dengan Anak

Melalui kata-kata, pelukan, belaian, senyuman, kontak mata, ekspresi, dan lainnya akan mempererat hubungan antara anak dan orang tua, dan tentu saja menciptakan situasi yang baik untuk perkembangan mental maupun fisiknya, dengan begitu anak akan tumbuh dan berkembang jauh lebih baik.

Pengetahuan Baru

Cerita dalam dongeng mengandung banyak informasi baru dan bermanfaat bagi anak seperti bagaimana sebuah mobil dapat berjalan, yaitu dengan bahan bakar minyak atau seperti apa rupanya seekor kelinci, yaitu bertelinga panjang dan berbadan kecil serta dapat berlari kencang. Untuk para orang tua aturlah waktu anda untuk membacakan dongeng bagi sibuah hati tersayang dan ciptakan keluarga yang bahagia karena anak anda tumbuh dengan baik dan cerdas.


Silahkan Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:

0 komentar: