Buah Dari Kerendahan Hati

Di sebuah negeri yang jauh, ada sebuah keluarga yang kaya raya. Keluarga kaya itu memiliki seorang pelayan yang sangat rajin dan giat dalam bekerja. Semua tugas dan kewajiban yang diembannya dari sang majikan tidak pernah sekalipun tidak dilaksanakan. Ia mempunyai tutur kata yang sopan dan lemah lembut kepada majikan dan orang-orang sekitarnya, dan tidak pernah membedakan orang dari statusnya.

Pelayan tersebut bernama Teguh. Orang-orang di sekitarnya menjulukinya sebagai orang yang sangat rendah hati. Ia tidak pernah bersikap sombong kepada siapa saja yang ditemuinya. Kerajinan, kedisiplinan, kejujuran dan ketertibannya itu tanpa disadarinya diperhatikan oleh majikannya. Dan oleh karena majikannya itu senang dan tertarik kepada si Teguh, maka majikannya itu pun akhirnya mengangkat Teguh menjadi seorang pegawai di kantor tempatnya bekerja.


Saat menjadi pegawai Teguh sama sekali tidak berubah sikap. Kerendahan hatinya tetap ia tunjukkan meski sekarang ia tidak lagi menjadi pelayan. Kenaikan status itu tidak membuatnya besar kepala dan sombong. Nasehat orang tuanya dulu ketika ia masih kecil telah tertanam kuat bahwa kerendahan hati adalah sikap yang disukai Tuhan. Sebaliknya kesombongan adalah sikap yang sangat dibenci Tuhan. Jangankan Tuhan, manusiapun tidak akan menyukai orang yang mempunyai sifat sombong dalam dirinya.

Begitulah, si Teguh tadi sebagaimana saat ia masih menjadi pelayan, sangatlah rajin dan giat dalam tugasnya. Bahkan sikap kerendahan hatinya mampu membuat orang-orang di sekelilingnya merasa nyaman. Orang-orang menyukainya dan menghormatinya. Bahkan pimpinan perusahaan tempat ia bekerja pun menyukai si Teguh. Selain itu dia juga tidak segan-segan mempelajari apa yang belum dia tahu berkaitan dengan pekerjaan yang sedang ditekuninya tersebut. Semakin hari Teguh semakin terampil akan pekerjaannya tersebut.

Selang beberapa tahun sejak Teguh menjadi pegawai di perusahaan itu, perusahaan itu semakin maju. Berkat semangat dan kedisiplinannya dalam bekerja pinpinan perusahaan tempatnya bekerja mengangkatnya menjadi wakil direktur perusahaan.

Maka sejak saat itu, perusahaan pun semakin maju pesat. Keunggulannya semakin menonjol dalam membantuk mengelola perusahaan. Ini semakin membuat orang-orang di sekitarnya puas dengan hasil yang ia tunjukkan untuk perusahaan. Dan Teguh pun semakin di senangi, tidak hanya oleh rekan-rekan kerjanya saja melainkan sampai kepada rekan-rekan bisnis yang menjalin hubungan dengan perusahaan.

Namun, ternyata sebaik-baiknya orang selalu saja ada orang lain yang tidak suka. Di perusahaan itu, rupa-rupanya ada salah seorang pegawai yang iri dengan keberhasilan yang diraih oleh si Teguh. Namanya Kaslun. Dan oleh karena itulah Kaslun selalu memperhatikan gerak-gerik si Teguh. Kaslun selalu saja mencari-cari kesalahan si Teguh untuk menjatuhkan nama baiknya.

Hingga pada suatu hari Kaslun mendapati si Teguh masuk ke dalam gudang belakang kantor persuhaan dengan membawa sebuah kotak kecil yang didekap di dadanya. Gerak-gerik si Teguh itu terus diperhatikannya. Ternyata kebiasaan Teguh itu rutin dilakukan setiap 3 hari sekali, keluar masuk gudang membawa sebuah kotak mencurigakan. Dan Kaslun menduga Teguh telah berbuat sesuatu yang buruk. Senanglah Kaslun karena merasa telah menemukan senjata untuk menjatuhkan si Teguh.

Tidak lama berselang, Kaslun melaporkan kepada atasan. Dia melaporkan kepada atasan dengan mengatakan ada yang tidak beres dengan si Teguh, karena setiap 3 hari sekali si Teguh keluar masuk ke dalam gudang perusahaan dengan membawa kotak, gerak-geriknya itu mencurigakan, Kaslun yakin bahwa Teguh telah menyembunyikan barang-barang yang dikorupsinya dari kantor ke dalam gudang tersebut.

Sontak sang atasan yang mendapat laporan seperti itu merasa sangat kecewa dengan si Teguh. Ia merasa kepercayaannya selama ini telah dikhianati. Tetapi sang atasan tidak mau langsung menuduh Teguh melakukan kecurangan dalam perusahaan. Dia bertekad akan membuktikan sendiri laporan tersebut. Jika memang Teguh berbuat kecurangan, dia sendiri yang akan menangkap basah. Dan, pada suatu hari dia ingin membuktikan laporan dari Kaslun tadi, oleh karenanya kemudian dia membuntuti si Teguh yang membawa sebuah kotak kecil itu dengan cara diam-diam dan mengendap-endap.

Ternyata laporan yang diberikan oleh bawahannya itu benar adanya. Si Teguh masuk ke dalam sebuah gudang bersama dengan sebuah kotak kecil yang dibawanya. Sang atasan pun mengendap-endap kemudian mengintip dari celah kecil saat si Teguh sudah berada di dalam gudang tersebut.

Bukan main kagetnya sang atasan melihat apa yang dlakukan si Teguh. Perasaan haru dan takjub bercampur aduk dalam hatinya. Di dalam gudang tersebut ternyata si Teguh mengeluarkan isi kotak kecil butut yang berisi sebuah baju dan celana panjang yang tampak sangat lusuh sekali. Setelah dikeluarkan dari kantong plastik berwarna hitam tersebut, pakaian dan celana panjang itu kemudian dipakai oleh si Teguh setelah itu dia berdiri di depan cermin besar yang ada di dalam gudang tersebut. Dia menatap dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan kemudian dia berkata, “Hai Teguh! lihatlah dirimu di dalam cermin ini! Dulu engkau hanyalah seorang pelayan, hanya seorang pesuruh. Ingat dan kenanglah itu baik-baik dalam otakmu dan janganlah engkau sombong atau angkuh karena telah memiliki jabatan di sebuah perusahaan pada saat ini. Engkau dulu sebelum menjadi seorang yang memegang jabatan seperti, seperti yang engkau lihat di dalam cermin ini. Ingat itu dan jangan pernah engkau lupakan dirimu yang dulu, selalu merendahlah engkau dan jangan engkau menyombongkan diri.” Melihat pemandangan mengharukan yang dilakukan oleh Teguh, sang atasan langsung menangis dan karena telah menuduh Teguh yang bukan-bukan dan keesokan harinya ia langsung mengangkat Teguh menjadi pimpinan yang memegang perusaannya.

(sumber gambar: http://wb3.itrademarket.com/)


Silahkan Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:

0 komentar: