Gangguan Bicara Pada Anak

Keberhasilan perkembangan kemampuan bahasa dan bicara seorang anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, secara umum faktor penghambat perkembangan bahasa dan bicara anak dibagi menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor dari dalam anak itu sendiri, mencakup modal inderawi yang dimiliki anak sebagai alat dan kelengkapan dalam proses bahasa dan bicara, serta faktor ekstern yang merupakan faktor dari luar anak, mencakup metoda dan pola yang diterapkan orang tua dalam menstimulasi perkembangan bahasa dan bicara anak.

Pada artikel sebelumnya dalam blog ini telah dijelaskan tahap-tahap perkembangan kemampuan bahasa dan bicara bayi atau anak. Kemampuan ini seyogyanya dievaluasi sejak dini dengan mencermati dan mengamati tahap demi tahap perkembangan sang bayi. Patologi atau gangguan pada kemampuan bahasa dan bicara anak pada umumnya bisa dideteksi sejak dini. Gangguan bahasa dan bicara anak bisa berbentuk keterlambatan bicara.


Keterlambatan bicara bisa merupakan indikasi atau manifestasi dari berbagai kelainan, misalnya gangguan pendengaran atau ketulian, retardasi mental, developmental language delay, aphasia, autisme, cerebral palsy dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab gangguan bicara pada anak terlebih dahulu harus dipastikan bahwa pendengaran anak tidak mengalami gangguan.

Gangguan kemampuan bicara atau keterlambatan bicara dan berbahasa ini haruslah dideteksi dan ditangani sejak dini dan dengan metode yang tepat. Gangguan pendengaran atau tuli sejak lahir akan menyebabkan gangguan perkembangan bicara, bahasa, kognitif dan kemampuan akademik. Bila gangguan pendengaran dan ketulian terlambat diketahui tentu hambatan yang akan dihadapi akan lebih besar lagi. Dari segi ekonomi, gangguan pendengaran dan ketulian juga menyebabkan pengeluaran keluarga menjadi lebih besar.

Bicara dan bahasa merupakan media utama seseorang untuk mengekspresikan emosi, pikiran, pendapat dan keinginannya. Bayangkan saja, jika ia mengalami masalah dalam mengekspresikan diri, untuk bisa dimengerti oleh orang lain atau orang tuanya, guru dan teman-temannya, maka bisa membuat ia frustrasi. Mungkin pula ia akan merasa frustrasi dan malu karena teman-temannya memperlakukan dia secara berbeda, entah mengucilkan atau pun membuatnya jadi bahan tertawaan. Jika tidak ada yang bisa mengerti apa sih yang jadi keinginannya atau apa yang dimaksudkannya, maka tidak heran jika lama kelamaan ia akan berhenti untuk berusaha membuat orang lain mengerti. Padahal, belajar melalui proses interaksi adalah proses penting dalam menjadikan seorang manusia bertumbuh dan berhasil menjadi orang seperti yang diharapkannya. Dampak yang merugikan tersebut harus dicegah atau dibatasi melalui program deteksi dini ketulian. Gangguan pendengaran dan ketulian yang dapat dideteksi lebih awal kemudian mendapat rehabilitasi pendengaran yang memadai akan membuka kesempatan bagi penderita untuk mencapai kemampuan berkomunikasi yang lebih optimal sehingga lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan dan diharapkan mampu mengikuti jalur pendidikan biasa.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dicermati orang tua perihal keterlambatan berbicara pada anak, yaitu:
· Sampai sepuluh minggu kelahiran bayi, ia tidak menunjukkan senyum sosial.
· Pada usia tiga bulan, bayi tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban.
· Sampai usia delapan bulan, bayi tidak memiliki perhatian terhadap sesuatu di sekitarnya.
· Sampai usia 15 bulan, bayi belum mampu mengeluarkan kata-kata.
· Sampai usia 20 bulan, bayi tidak mampu mengucapkan tiga sampai empat kata.
(sumber gambar: http://www.elternwissen.com) 


Silahkan Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:

0 komentar: