Cara Mendeteksi Sejak Dini Gangguan Bicara Pada Anak

Gangguan bicara pada anak dapat dideteksi sejak 3 bulan, dan di atas tiga tahun pengobatan akan lebih sulit. Tapi pada banyak kasus, banyak orang tua baru mengetahui anaknya mengalami gangguan bicara setelah berumur di atas dua tahun. Padahal, gangguan ini sudah bisa dideteksi saat anak berusia 3 bulan. Hal ini dikarenakan orang tua tidak kontrol dan cermat mengikuti perkembangan bicara anak. Untuk itu, orang tua harus bisa mengetahui gejalanya sejak awal, sehingga pengobatan bisa dilakukan sejak dini.
Secara umum, pada keadaan normal, seorang anak yang berusia satu tahun sudah bisa menyebutkan satu kata, misalnya kata mama dan papa. Selanjutnya pada usia 15 bulan sudah mampu mengucapkan kata-kata. Sedangkan pada usia 24 bulan biasanya anak sudah bisa merangkai kata menjadi sebuah kalimat dan pada usia 30 bulan sudah bisa mengucapkan kata dengan sempurna.

Kemampuan anak ini harus diperhatikan dengan teliti. Karena hal ini bisa menjadi parameter atau indikasi ada tidaknya gangguan bahasa dan bicara pada seorang anak.

Untuk mendeteksi kemampuan bicara anak, ada cara yang sederhana yang bisa dilakukan orang tua, yaitu jika anak tidak terangsang oleh stimulasi kontak dan suara, maka kemungkinan besar anak mengalami gangguan bicara. Saat anak berusia 3 bulan, bunyikan gelas di samping bayi, lihat apakah ada respons terhadap suara tersebut atau tidak. Respon yang dimaksud bisa berupa bayi menoleh atau bereaksi.

Apabila gangguan bicara disebabkan karena gangguan alat bicara, sedini mungkin harus dilakukan koreksi pembedahan, seperti dikarenakan labioskizis (bibir sumbing) dan palatoskizis (celah pada langit-langit). Kadang juga bisa dikarenakan adanya jaringan yang menghubungkan bawah lidah dengan dasar mulut yang menarik lidah ke bawah. Jika ini terjadi, maka jaringan tersebut harus dipotong, sehingga lidah bisa bergerak bebas.

Berikut tanda-tanda seorang bayi yang mengalami gangguan pendengaran, di antaranya:

· bayi sering tampak bengong atau melamun.
· sering bersikap cuek dan tidak peduli.
· kadang bersifat agresif.
· perkembangan sosialnya terganggu.
· keseimbangan yang dimilikinya kurang.
· kepalanya sering dimiringkan saat mendengarkan.
· akan sering meminta orang yang mengajaknya berbicara mengulang perkataannya.
· jika berbicara suaranya terlalu keras atau terlalu pelan, tidak tepat dalam menggunakan kata-kata dan sering menggunakan suara hidung.

Untuk gangguan bicara karena gagap, biasanya disebabkan faktor kejiwaan, sehingga pendekatan pengobatan juga dilakukan dengan terapi kejiwaan. Umumnya anak laki-laki lebih sering dibandingkan dengan anak perempuan dengan perbandingan 4:1. Gangguan bicara juga sering disebabkan kurangnya latihan dan stimulasi dari lingkungan, seperti pengasuhnya yang pendiam, lingkungan yang banyak menggunakan bahasa, sehingga anak menjadi bingung.

Ketika seorang anak terdeteksi mengalami gangguan, sebaiknya orang tua segera memeriksakan ke dokter untuk diberikan pengobatan dan terapi yang sesuai dengan penyebabnya. Jika ada gangguan anatomi, maka bisa dikoreksi dengan operasi ataupun dengan melakukan terapi psikologis lainnya.

Keterlambatan penanganan pada anak yang mengalami gangguan ini hingga usia anak tiga tahun, maka pengobatan akan lebih sulit. Hal ini disebabkan karena di atas usia tiga tahun, perkembangan otak anak relatif berhenti, sehingga lebih sulit diperbaiki. Oleh karena itu, mengetahui gejala-gejala gangguan bicara sejak dini sangat penting dalam membantu pengobatan gangguan bicara.

Selain itu, gangguan bicara ini juga bisa dicegah dengan memperhatikan kesehatan bayi melalui kecukupan gizi yang baik, mencegah anak terkena penyakit, melakukan imunisasi, deteksi dan stimulasi tumbuh kembang anak, terutama sejak usia 6 bulan hingga tiga tahun.

Di bawah ini ada panduan yang bisa dijadikan patokan adanya kelainan gangguan bicara dan bahasa pada anak. Hubungi dokter anak anda bila dicurigai adanya gangguan perkembangan kemampuan bahasa pada anak, kalau diketemukan gejala-gejala sebagai berikut:

· Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.
· Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri.
· Pada umur 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata jangan, da-da, dan sebagainya.
· Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut sepuluh kata tunggal.
· Pada usia 21 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk, kemari, berdiri).
· Pada usia 24 bulan tidak dapat menyebut bagian-bagian tubuh.
· Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 buah kata.
· Setelah usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata yang sangat sedikit atau tidak mempunyai kata - kata huruf z pada frase.
· Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarga.
· Pada usia 36 bulan belum dapat mempergunakan kalimat-kalimat sederhana.
· Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana, serta ucapannya tidak dimengerti oleh orang di luar keluarganya.
· Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba untuk ban dan lain-lain ).
· Setelah usia 4 tahun tidak lancar berbicara (gagap).
· Setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan.
· Pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas (sengau/bindeng) yang nyata atau mempunyai suara yang monoton tanpa berhenti, sangat keras dan tidak dapat didengar serta terus menerus memperdengarkan suara serak.
· Perhatikan pengucapan. Ketika seorang anak menderita gangguan bicara, ia biasanya tidak mampu untuk mengucapkan sesuatu dengan jelas. Jika anak bercerita, perhatikan apakah dia mengalami kesulitan yang berkaitan cara menyusun struktur kalimat umum.
· Bicara dengan pendidik. Cara yang baik untuk mengidentifikasi apakah seorang anak memiliki gangguan bicara adalah berbicara dengan gurunya di sekolah. Seorang guru biasanya memiliki perhatian tentang hal ini.
· Seseorang dengan gangguan bicara cukup parah mungkin mengalami kesulitan menelan. Berkedip berlebihan juga bisa menjadi tanda-tanda atau indikator seorang anak mengalami gangguan berbicara.
(sumber gambar: http://www.welt.de)


Silahkan Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:

0 komentar: