Prestasi Belajar


Definisi Belajar
Ada banyak sekali pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli. Menurut Skinner (Muhibbin Syah, 2008), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Namun, pengertian ini banyak dibantah oleh ahli lain karena dalam penelitiannya Skinner mengambil hasil eksperimennya yang menggunakan hewan.
Sementara Walker (Sobur, 2003), mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Definisi singkat ini tampaknya mencakup segala sesuatu yang diinginkan dalam pengertian belajar. Ini jelas mencakup pengertian dari variabilitas-variabilitas yang merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap perubahan dari perbuatan.
Morgan (Sobur, 2003), merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Berbagai perubahan tingkah laku yang bisa diamati pada perkembangan seseorang sejak bayi hingga dewasa, terdapat pada tiga hal, yaitu:
a.    Perubahan yang terjadi akibat dari proses-proses fisiologis, misalnya sakit atau penyakit.
b.      Perubahan yang terjadi akibat adanya proses-proses pematangan (maturation).
c.      Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses belajar.
Biggs (Sobur, 2003) mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Validasi dapat ditunjukkan dengan bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya semakin baik mutu guru yang mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
Secara kualitatif (tinjauan mutu), belajar diartikan sebagai proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti akan dihadapi siswa.
Berdasarkan berbagai definisi yang diurai di atas, belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat dari proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

 Prestasi Belajar
Menurut Syah (Abdullah, 2008), prestasi belajar adalah taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Bloom (Abdullah, 2008), mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai oleh seseorang setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar ini diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan  ranah psikomotor (psychomotor domain).
Ranah kognitif adalah salah satu domain atau wilayah psikologi manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Keberhasilan pendidikan dalam ranah kognitif ditandai setidak-tidaknya dengan dua macam kecakapan, yaitu: memahami isi materi; dan meyakini arti penting isi materi pelajaran, mengaplikasikannya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif saja, tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif. Misalnya seorang guru agama yang piawai dalam mengembangkan kecakapan ranah kognitif siswanya, maka dengan sendirinya akan meningkatkan kecakapan ranah afektif para siswa. Kecakapan afektif yang dimaksud berupa kesadaran beragama yang mantap.
Selanjutnya keberhasilan-keberhasilan dua ranah di atas akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotor siswa. Ranah psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya.
Pengungkapan prestasi belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, pengungkapan tingkah laku seluruh ranah itu bukanlah perkara mudah. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat abstrak atau tidak dapat diraba. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
Untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan membuat garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Setelah mengetahui indikator prestasi belajar, selanjutnya menetapkan nilai hasil evaluasi ke dalam norma-norma pengukuran.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan belajar yang dapat dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu yang secara integrated tercantum dalam buku rapor.



Silahkan Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:

0 komentar: