Jenis Bakat dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Bakat

jenis bakat, faktor-faktor, bakat anak
Sekali lagi ditegaskan bahwa setiap anak yang lahir ke dunia ini pasti membawa potensi bakatnya masing-masing. Hanya saja, bakat yang dimiliki anak sering tidak muncul dan berkembang tanpa ada rangsangan dari lingkungan. Penyebab paling umum tidak berkembangnya bakat yang dimiliki anak adalah ketidakpekaan orangtua terhadap bakat buah hatinya, lingkungan yang tidak minim menyediakan fasilitas penunjang, dan lemahnya lemahnya atau kurangnya pendidikan dan pelatihan.

Selain penyebab di atas, faktor lain yang menyebabkan bakat anak tetap terpendam adalah yang berasal dari diri anak sendiri, di antaranya yaitu:


1. Interest atau minat

Suatu bakat tidak akan berkembang dengan baik apabila anak yang bersangkutan tidak memiliki inters atau minat terhadap bakatnya. Misalnya saja, anak dengan bakat matematika, bakatnya tidak akan berkembang tanpa adanya ketertarikan atau minat sang anak terhadap hitung-hitungan. Anak dengan bakat musik tidak akan berkembang tanpa ia memiliki ketertarikan terhadap irama dan nada.

apabila hal ini terjadi, maka orangtua perlu memberikan dorongan yang lebih pada anak agar bakat anak bisa terasah secara optimal. Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia mempunyai bakat dalam bidang tertentu.

2. Motivasi

Selain minat, bakat juga dipengaruhi oleh motivasi. Bakat anak kurang berkembang atau tidak menonjol apabila ia tidak memiliki motivasi atau dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk mengembangkan bakatnya tersebut.

Motivasi berhubungan dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Jika kurang motivasi untuk menjadi olahragawan, maka seorang anak dengan bakat sepakbola, menghadapi rintangan kecil saja dalam belajar sepakbola akan menghilangkan semangatnya berlatih.

3. Value atau penilaian

Value adalah bagaimana seorang anak memberi arti atau penilaian terhadap bidang bakat yang dimilikinya. Meskipun anak mengetahui bahwa ia memiliki suatu bakat di bidang tertentu, jika ia menganggap bakat tersebut kurang bernilai atau bahkan negatif dalam pandangannya, maka hal ini juga akan menghambat perkembangan bakatnya. Misalnya bakat anak dalam olahraga catur, jika anak memberi nilai negatif pada bakat ini atau menganggap bahwa menjadi atlet catur tidak begitu membanggakan, kurang terkenal dibanding bakat menyanyi, dan penilaian negatif lainnya maka bakat anak di bidang catur tersebut akan tetap terpendam.

Jadi bisa disimpulkan bahwa meskipun bakat adalah suatu berkah yang dibawa seseorang dari lahir, bakat tersebut tidak memberi manfaat besar baginya selama anak yang bersangkutan tidak menghendaki bakat tersebut. Dalam hal ini diperlukan bimbingan, dan dorongan atau dukungan dari lingkungan, baik orangtua secara khusus dan masyarakat pada umumnya.
 

Jenis-jenis Bakat

Ada hubungan yang erat antara kecerdasan dan bakat anak. Hal ini ditunjukkan dengan pengertian bakat itu sendiri yang berarti potensi yang besar di suatu jenis kecerdasan. Sementara kecerdasan itu sendiri terbagi menjadi beberapa aspek, yaitu kecerdasan logika dan matematika, kecerdasan bahasa, kecerdasan visual-spasial atau imajinasi, kecerdasan kinestetik atau fisik, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal atau sosial, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan finansial. Ini berarti bahwa bakat seseorang bisa mengarah pada salah satu bagian kecerdasaan tersebut.

Berdasarkan cara berfungsinya, bakat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Bakat yang berhubungan dengan kemampuan atau kemahiran di bidang pekerjaan tertentu, seperti bakat musik.

2. Bakat khusus tertentu yang diperlukan sebagai perantara untuk mewujudkan kemampuan tertentu. Misalnya bakat melihat ruang (dimensi) diperlukan untuk mewujudkan bakat insinyur.

Pembagian dua jenis bakat ini selaras dengan pendapat bahwa bakat bukanlah merupakan sifat yang tunggal, melainkan sekelompok sifat yang berkumpul dan membentuk bakat. Misalnya dalam bakat musik, syarat terwujudnya bakat musik tersebut harus didukung oleh kemampuan persepsi musik, yaitu kepekaan akan nada, kepekaan akan keserasian nada, kepekaan akan volume suara, dan kepekaan akan ritme atau irama. Selanjutnya, sifat-sifat tertentu tersebut ada yang saling tergantung dalam membentuk suatu bakat, sehingga tanpa hadirnya suatu sifat, bakat tertentu tidak akan muncul. Tetapi ada pula yang tidak tergantung, misalnya kemampuan bersuara bagus tidak diperlukan bagi bakat mencipta musik pada seseorang.

Bakat juga digolongkan menurut fungsi dan aspek-aspek yang terlibat dan yang terlihat dalam berbagai macam prestasi, yaitu:

1. Bakat psikofisik

Bakat psikofisik adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar bakat tersebut. Seperti kemampuan motorik, ketangkasan, kekuatan badan, kelincahan jasmani, keterampilan jari, dan anggota tubuh lainnya.

2. Bakat kejiwaan yang bersifat umum

Bakat kejiwaan yang bersifat umum adalah kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan inteligensi.

3. Bakat kejiwaan yang khas dan majemuk

Bakat kejiwaan yang khas adalah bakat yang terarah pada suatu bidang yang terbatas, seperti bakat bahasa, bakat melukis, bakat musik, bakat seni, bakat ilmu, dan lain-lain. Sedangkan bakat majemuk seperti bakat hukum, bakat pendidik, bakat psikologi, bakat kedokteran, bakat ekonomi, bakat politik, dan lain sebagainya.

4. Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan

Bakat yang berdasarkan alam perasaan dan kemauan adalah bakat yang berhubungan dengan watak, seperti kemampuan bersosial, kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan dan menghayati perasaan orang lain, dan sebagainya.


Silahkan Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:

0 komentar: